![]() |
Sumber: Kumparan.com
|
Setiap pasien yang menderita kanker
tenggorokan biasanya membutuhkan pengobatan yang beragam. Cara mengatasi
kanker tenggorokan yang terbaik tergantung pada kondisi kesehatan
penderita, lokasi tumbuhnya kanker, serta stadium kanker tenggorokan.
Serangkaian pengobatan ini dilakukan
bertujuan untuk menyingkirkan tumor, menjaga kanker agar tidak menyebar, dan
melindungi kemampuan Anda untuk menelan dan berbicara. Nah, pengobatan kanker
tenggorokan ini akan berdasarkan pada hal-hal berikut ini.
- Stadium kanker.
- Letak kanker.
- Kesehatan umum.
Berikut ini beberapa langkah
penanganan yang umumnya dilakukan oleh dokter pada penderita kanker
tenggorokan.
1. Radiasi.
Pengobatan radiasi ini menggunakan
sinar yang memiliki energi tinggi guna untuk membunuh sel-sel kanker. Radiasi
dapat diberikan di dalam tubuh dengan biji radioaktif yang diletakkan di dekat
kanker tenggorokan, atau diberikan di luar tubuh dengan mesin. Terkadang
radiasi menjadi satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan untuk kanker yang masih
berada di stadium awal. Namun, radiasi juga dapat digunakan dengan kemoterapi
atau operasi untuk mengobati tahap lanjut dari kanker.
2. Pembedahan.
Pembedahan ini dapat dilakukan
melalui sayatan dengan pisau bedah. Hal ini dilakukan dengan cara memasukan
tabung endoskopi melalui mulut atau dengan bantuan laser. Keadaan kanker
tenggorokan yang masih sangat dini biasanya dapat diambil dengan endoskopi atau
laser.
Saat kanker telah berjalan lebih
lanjut di seluruh laring, dokter akan melakukan prosedur pembedahan. Karena
jika tidak segera ditangani, kemampuan Anda untuk berbicara, bernapas dan
menelan akan terganggu. Dalam hal ini dokter biasanya menggunakan jaringan dari
tempat lain dalam tubuh untuk membangun kembali bagian tenggorokan yang hilang
untuk membantu menelan.
Apabila dilakukan pengangkatan pita
suara, ahli bedah akan mengoperasi dengan cara melubangi leher, yang disebut
stomata, sehingga pasien dapat bernapas. Di samping itu apabila kanker telah
menyebar jauh hingga leher, dokter bedah dapat melakukan operasi untuk
mengangkat kelenjar getah bening.
3. Obat Kemoterapi.
Pengobatan kemoterapi dilakukan
bertujuan untuk membunuh kanker tenggorokan dan menghentikan penyebarannya.
Metode ini biasanya dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor, atau
setelah operasi untuk menjaga penyakit datang kembali. Nah, terdapat beberapa
obat kemoterapi yang dapat membuat hasil radiasi menjadi lebih baik. Obat
terapi yang ditargetkan ini kemungkinan bisa merusak sel-sel kanker dengan
memblokir zat yang mereka butuhkan untuk tumbuh.
Nah, dilansir dari laman Doktersehat,
berikut ini hal-hal yang dapat membantu mengatasi rasa sakit selama atau
setelah perawatan.
- Menunjukkan cara untuk merawat stoma.
- Mengajarkan Anda untuk berbicara jika Anda tidak memiliki pita suara.
- Mengajari untuk menelan atau makan lebih mudah.
Langkah-langkah untuk mempercepat
pemulihan kanker tenggorokan
Pengobatan mungkin menjadikan keadaan
Anda sangat lemah. Oleh karena itu, aturlah waktu istirahat Anda dengan baik,
luangkan waktu untuk berolahraga, dan konsumsi makanan sehat, seperti
buah-buahan dan sayuran.
Di samping itu, Anda juga harus
berhenti dengan kebiasaan buruk merokok dan minum alkohol. Karena merokok dan
minuman beralkohol dapat membuat perawatan menjadi kurang efektif dan mereka
dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker lain.
Kanker tenggorokan memiliki angka
kesembuhan yang berhasil jika didiagnosis pada stadium awal, tetapi jika sel
ganas telah menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti di luar leher dan kepala,
kanker tenggorokan mungkin sulit disembuhkan. Namun, pasien dapat memperlambat
perkembangan kanker tenggorokan dengan melakukan serangkaian perawatan yang
telah diuraikan di atas.
Dilansir dari Alodokter, bahwa metode
penanganan kanker tenggorokan ternyata dapat menimbulkan berbagai komplikasi
maupun efek samping, seperti terganggunya kemampuan berbicara, menelan atau
makan. Nah, sebelum menjalani penanganan medis tertentu, disarankan untuk
mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter mengenai seluruh risikonya.
0 Komentar